Sekolah tanpa mading bagai sayur tanpa garam. Jika kita telaah lebih jauh, memang pernyataan itu ada benarnya. Keaktifan mading di sekolah menjadi indikator bahwa siswa-siswi yang ada aktif dalam bidang tulis menulis. Selain itu mading juga mampu meningkatkan budaya membaca di suatu sekolah.
Ide atau gagasan tidaklah mudah diperoleh. Maka dari itu, setelah ide atau gagasan tersebut diperoleh para siswa, diperlukan media untuk mempublikasikan yang tepat.Mading atau majalah dinding digunakan sebagai salah satu media untuk mencurahkan ide dan gagasan serta mengekspresikan diri.
Kegiatan mading merupakan salah satu kegiatan ekstra kurikuler positif untuk para siswa. Seseorang yang mempunyai bakat menulis, dengan mengikuti kegiatan mading maka kemampuan orang itu akan semakin meningkat, baik dari segi kebahasaannya maupun dari penulisannya. Artinya, kemampuan berbahasa yang digunakan akan menjadi semakin baik dan benar. Tulisan yang dihasilkan menjadi tulisan yang berbobot. Kegiatan mading tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang benar-benar mahir dalam tulis menulis, namun bagi mereka yang pandai menggambar dan desain grafis juga. Menggambar dan desain grafis juga merupakan kegiatan mengekspresikan diri karena keduanya merupakan kegiatan bidang seni.
Anggota mading tidak hanya bagi orang-orang yang mempunyai bakat tulis menulis dan seni. Melalui kegiatan ini seseorang akan mendapatkan pelatihan jurnalistik agar meningkatkan kompetensinya dalam bidang itu.
Mading tidak hanya diperuntukkan atau difokuskan pada bidang bahasa Indonesia, tetapi mading juga akan membahas bidang lain seperti pada mapel bahasa Jawa, bahasa Inggris, bahasa Jepang, dll. Dengan pembahasan yang menyeluruh tersebut akan sangat bermanfaat untuk menambah pemahaman siswa terhadap mapel-mapelnya.
Mari kita warnai sekolah ini dengan tulisan-tulisan pelangi yang membangun sekolah tercinta ini. Maka dari itu, mari kita bergabung dengan mading SMA Islam Sudirman Ambarawa.