Satu Minggu yang lalu kegiatan persami telah dilakukan. Terdapat beberapa kenangan yang cukup menarik untuk diingat oleh peserta Persami untuk kisah klasik untuk masa depan.
Kegiatan Persami tahun ini yang dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 September bertepatan dengan Hari Olah Raga Nasional (Haornas). Pagi hari sebelum Persami siswa-siswi sudah berolahraga yaitu senam dan jalan santai, maka dari itu Persami tahun ini benar-benar membutuhkan kondisi fisik yang fit.
Dra. Nurul Inayati selaku pembina upacara membuka kegitan Perkemahan Sabtu-Minggu (Persami) berpesan kepada sekitar 215 peserta persami kelas X agar selalu memiliki jiwa kepramukaan yang bersemangat dan rela berkorban. Selain itu beliau juga berpesan agar peserta pramuka kelak benar-benar menjadi orang yang berguna seperti filosofi lambang pramuka yaitu tunas kelapa. Setiap bagian dari pohon kelapa memiliki manfaat yang sangat beragam.
Kegiatan baris-berbaris yang identik dengan kegiatan pramuka dilaksanakan setelah upacara pembukaan. Di sela-sela mengawasi kegiatan pramuka, Arifin, salah satu bantara mengatakan bahwa baris-berbaris dimaksudkan agar timbul sikap disiplin dalam diri peserta Persami. “Melalui kegiatan baris-berbaris adik-adik dikondisikan agar selalu disiplin dan lebih dapat menjaga kerapian,” ungkapnya. Memang perlu diakui bahwa semangat kedisiplinan atau kerapian dalam berseragam semakin lama semakin luntur, maka dari itu melalui kegiatan positif ini siswa dikondisikan agar sadar masalah kedisiplinan dan kerapian.
Pentas Seni yang Hambar
Api unggun yang direncanakan mulai pukul 09.00 WIB ternyata tertunda selama setengah jam karena persiapan teknis yang sedikit terganggu. Biarpun demikian pelaksanaan api unggun yang dipimpin oleh Dra. Nurul Inayati berjalan cukup lancar. Dalam amanatnya beliau mengajak agar seorang pramuka hendaknya memiliki semangat yang membara seperti api. “Seorang Pramuka hendaknya kita mencontoh api unggun ini. Bukan berarti kita menyembah api, tetapi kita mencontoh api bergejolak dalam hal semangat kita,” ungkapnya.
Pentas seni yang dilaksanakan saat api unggun kurang begitu menarik karena seluruh kelas hanya bernyanyi. Tidak ditemukan pentas seni seperti tahun lalu misalnya pembacaan puisi atau drama. Biarpun demikian seluruh peserta Persami mengapresiasi dengan baik. Setelah kegiatan api unggun adalah renungan malam yang dipimpin oleh Sutimin yang merupakan alumni tahun lalu. Saat renungan kejadian yang tak diharapkan terjadi, yaitu banyak peserta Persami yang pingsan. Ada lebih dari lima belas orang dan tiga di antaranya terpaksa dilarikan ke RSUD Ambarawa. Kejadian itu sempat membuat panik tim PMR yang bertugas dan bantara. Dengan sigap akhirnya semua siswa yang pingsan dapat sembuh dengan cepat dan tiga orang yang di bawa ke RSUD Ambarawa juga sembuh dan dibawa kembali ke sekolah.
Wide Game
Kegiatan wide game dimulai lebih awal yaitu sekitar pukul 06.00, hal ini dilakukan agar pelaksanaan Persami dapat lebih cepat dan para siswa mempunyai waktu istirahat yang lebih banyak sehigga harapannya para siswa khususnya kelas X hari Senin dapat masuk seperti biasa. Berbeda dengan tahun lalu, tahun ini rute wide game ke arah Kupang Dukuh melewati SPS naik. Dengan coretan tepung basah cukup membuat lucu wajah para persami. Satu persatu kelompok berangkat dengan disertai yel-yel kelompok untuk lebih memeriahkan wide game.
Setelah kegiatan ini dan makan pagi, upacara penutupan dilaksanakan, pukul 10.00 WIB acara persami berakhir. Kegiatan yang sangat melelahkan satu persatu dilalui dengan cukup sukses. Semoga kesuksesan selalu ada di Dewan Ambalan Sudirman-Kartini SMA Islam Sudirman Ambarawa, amin.