Berbicara masalah kedisiplinan, akhir-akhir ini banyak siswa yang menangis, jengkel, atau kecewa di luar pintu gerbang sekolah. Mengapa bisa demikian? Ya, tidak lain tidak bukan disebabkan mereka terlambat lebih dari sepuluh menit hingga akhirnya pintu gerbang ditutup dan siswa yang terlambat tidak diperbolehkan masuk sekolah. Aturan ini merupakan sebuah punishmen (hukuman) yang tentunya banyak menimbulkan pro dan kontra di kalangan siswa ataupun oleh guru.
Mereka yang menyetujui kebijakan ini berdalih hal semacam ini telah banyak diterapkan di sekolah-sekolah lain dan dapat menjadikan siswa lebih disiplin terutama disiplin waktu. Selain itu, aturan semacam ini dapat menekan angka keterlambatan yang akhir-akhir ini semakin meningkat. Cara ini dianggap sebagai cara ampuh untuk mengatasi keterlambatan. Tetapi apakah secara nyata cara ini dapat menekan angka keterlambatan? Untuk mengetahuinya kita tunggu lebih lanjut saja.
Di lain pihak, bagi mereka yang kontra dengan kebijakan ini berdalih bahwa aturan ini belumlah disosialisasikan secara jelas kepada siswa-siswi. Selain itu siswa terlambat tentunya tidak semua adalah kebiasaan atau sesuatu yang disengaja. Bisa jadi siswa yang terlambat karena kendaraan umum sedang terlambat atau tidak ada. Bukankan ini sebuah alasan yang cukup bisa diterima jika siswa terlambat? Lain halnya dengan mereka yang terbiasa terlambat. Untuk hal yang demikian, punishmen melarang siswa masuk sekolah dirasa cukup baik.
Beberapa orang siswa yang kurang mempunyai niat untuk masuk sekolah menggunakan alasan pintu gerbang sudah ditutup dan tidak boleh masuk untuk membolos sekolah. Niat membolos sudah direncanakan semenjak masih di rumah hingga ketika orang tua menanyakan mengapa tidak masuk sekolah kepada anak, anak dapat menjawab bahwa pintu gerbang sudah ditutup dan tidak diperbolehkan masuk. Lalu, pergi ke manakah mereka yang membolos?
Dari berbagai polemik yang terjadi atas pemberlakuan aturan ini alangkah lebih bijaksananya jika pihak sekolah mempertimbangkan kembali kebijakan ini dengan memperhatikan baik buruknya atau efek dari peraturan ini. Pihak sekolah bisa saja memberikan punishmen yang lebih bijaksana sehingga siswa yang datang terlambat dan memang benar-benar mempunyai niat untuk sekolah tetap bisa belajar.
Biarpun demikian, sekolah memberlakukan aturan ini tentunya mempunyai maksud dan tujuan yang baik. Tepat tidaknya atau baik buruknya aturan ini tergantung cara pandang masing-masing individu. Sebuah aturan yang baru terkadang memang menimbulkan pro dan kontra, tetapi jika aturan baru itu diterapkan secara konsisten maka pastinya akan menghasilkan sesuatu yang baik.
Oleh: Arifin, XI IPA 1
0 komentar:
Posting Komentar