Senin, 16 Januari 2012 – Perkemahan Sabtu dan Minggu (Persami) 14 dan 15 Januari 2012 oleh Ambalan Sudirman-Kartini 15 Januari 2012 diikuti oleh siwa-siswi SMA Islam Sudirman Ambarawa kelas X berlangsung meriah.
Meskipun sore itu daerah Ambarawa dan sekitarnya diguyur hujan tetapi kegiatan Persami tetap dilaksanakan dengan baik. Kegiatan diawali dengan upacara pembukaan pada pukul 14.00 WIB oleh pembina upacara yaitu Dra. Nurul Inayati. Nurul Inayati berpesan kepada peserta kegiatan agar selalu bersemangat dan pantang menyerah seperti teladan ambalan, yaitu Jendral Sudirman. Selain beliau berpesan agar peserta kegiatan menjaga nama baik sekolah ketika berada di luar lingkungan sekolah. “Pramuka Sudirman-Kartini harus tetap bersemangat dan pantang menyerah seperti yang diperlihatkan oleh Panglima Besar Jendral Sudirman,” katanya.
Malamnya lebih kurang pukul 21.00 WIB kegiatan yang dinantikan oleh peserta kegiatan yaitu api unggun dimulai. Dalam acara itu masing-masing sangga (kelompok pramuka) menampilkan kreativitasnya. Masing-masing sangga dituntut dapat memunculkan kreativitas terbaiknya dan mentalnya. Tetapi karena kurangnya persiapan akhirnya seluruh sangga hanya mampu menyumbangkan lagu. Tidak ada yang menampilkan drama, misalnya. Hal ini semua karena kurangnya persiapan oleh peserta Persami.
Alumni SMA Issuda yang dulunya ikut sebagai bantara juga datang untuk membantu dan memeriahkan kegiatan Persami ini. Ahmad Firmansyah atau yang akrab dipanggil Memo misalnya, datang jauh-jauh dari Semarang hanya untuk membatu kegitan ini. “Saya datang dari Semarang, untuk ikut membatu Persami ini,” tandasnya. Dengan gaya yang agak lebay Memo pun ikut mengisi Pensi api unggun dengan ikut bernyanyi dan bergoyang.
Setelah api padam, tepat pukul 24.00 WIB dengan didampingi M.Khanifudin, S.H.I., Dra. Nurul Inayati, dan Sutimin, acara renungan berlangsung dengan sangat khusuk. Kegiatan renungan ini dimaksudkan agar peserta persami dapat mengintrospeksi diri atas segala kesalahan-kesalahannya sehingga untuk kedepan akan dapat lebih baik.
Wide Game
Ahad pagi setelah senam pagi peserta Persami melanjutkan kegiatan yang sangat seru. Peserta mengikuti kegiatan wide game di daerah Tambakboyo dan sekitanya. Aneka hiasan tubuh dengan coretan lipstik di wajah dan rumput-rumputan yang dirangkai menjadi mahkota atau selempang dikenakan. Yang tak kalah seru peserta diperintahkan untuk baris berbaris di tenah becek. Peserta juga melewati trowongan aliran irigasi yang cukup deras dan dilanjutkan berenang di area sawah yang berlumpur. Tak sedikit peserta yang berkeluh kesah, tetapi bantara selalu memberikan agar menyelesaikan semua tantangan yang telah dipersiapkan.
Tidak hanya dilumpur itu, peserta kegiatan juga harus merayap di pinggir sawah yang sangat becek sehingga baju kotor yang telah sempat dibersihkan dengan air di aliran irigasi kembali kotor. Setelah itu peserta kegiatan kembali lagi ke sekolah melewati daerah Kupang Kidul, Ambarawa.
Sesampainya di sekolah tak ada baju bersih yang dikenakan oleh peserta karena seluruh peserta kegiatan berkotor-kotor di sawah. Menurut Candra Handoko, S.Pd., salah satu wali kelas X menuturkan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. “Saya rasa siswa yang tidak ikut kegiatan ini telah mengalami kerugian yang cukup besar dalam hal pengalaman, karena melalui ini siswa memeroleh pengalaman yang berharga yang tentunya dapat diceritakan kepada adik-adik kelasnya kelak. Pengalaman adalah guru yang terbaik,” tuturnya ketika ditemui di sela-sela kegitan Persami.
Hingga akhirnya setelah peserta Persami mandi dan membersihkan diri, pukul 14.00 WIB upacara penutupan dilakukan dan selaku pembina upacaranya adalah Dra. Nurul Inayati. Beliau berpesan agar pengalaman yang telah diperoleh dijadikan sebagai pelajaran yang berharga. Pesan yang sangat penting adalah, “Hari Senin semua harus berangkat sekolah untuk mengikuti kegiatan belajar!” pesannya.
Kegiatan Pramuka semacam ini tentunya sejalan dengan program pemerintah yang menyisipkan nilai-nilai karakter bangsa salam setiap kegiatan pembelajaran. Nilai kedisiplinan dan nasionalisme kental sekali dalam kegiatan Pramuka. Siswa dibiasakan disiplin dalam segala hal sehingga kedisiplinan ini akan terus melekat pada diri peserta kegiatan persami ini. Semangat nasionalisme dan cinta tanah air akan senantiasa tumbuh dan berkembang dari kegiatan semacam ini.