Jumat, 25 Mei 2012

Senyum dan Tangis Kemah Akhirussanah 2012 di Prambanan

Kemah Akhirussanah SMA Islam Sudirman Ambarawa tahun 2012 pada tanggal 17 – 19 Mei dilaksanakan di Kawasan Taman Candi Prambanan Sleman Yogyakarta. Kemah dirasakan sangat mengesankan bagi peserta.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu diadakan di kawasan pegunungan dengan udara yang sejuk bahkan dingin, tahun ini kemah akhirussanah dilaksanakan di kawasan wisata taman candi prambanan yang notabenya sangat panas. Hal itu disebabkan karena lokasinya yang berada di daerah perkotaan. Biarpun demikian seluruh peserta kemah sangat menikmati keindahan lokasi perkemahan dengan background candi prambanan.

Kemah yang dibuka oleh kepala sekolah SMA Sudirman, Riyanto ini merupakan kemah yang telah dinanti-nanti oleh peserta kemah kelas X. Dalam acara pembukaan Riyanto berpesan kepada peserta kemah agar senantiasa menjaga nama baik almamater sekolah karena akan berada jauh dari sekolah. Beliau juga berpesan agar menjaga kesehatan dengan baik agar tidak sakit. Selain itu beliau juga berpesan agar peserta kemah tetap menjalankan kewajiban sebagai umat muslim, yaitu salat lima waktu. “Anak-anakku, Bapak berpesan tolong jaga nama baik almamater kalian ini dengan sebaik-baiknya. Selain itu kalian harus bisa menjaga diri dan jangan sekali-kali meninggalkan salat biarpun kalian dalam kondisi yang sangat tidak menyenangkan,” pesan Riyanto.

Panitia mengangkut rombongan kemah dengan menggunakan empat armada truk dari TNI Kavaleri Turonggo dan tiga tambahan truk dari luar. Tujuh truk yang disiapkan oleh panitia ternyata masih kurang sehingga dengan terpaksa peserta kemah berdesak-desakan di atas truk. Biarpun berdesak-desakan, rombongan kemah yang melewati jalur Salatiga – Boyolali – Klaten – Sleman ini merasakan kesenangan tersendiri. “Biarpun panas kami tetap happy, Pak,” ungkap salah satu peserta kemah laki-laki yang ada di atas truk terbuka

Hari Pertama
Setiba di bumi perkemahan kawasan taman candi prambanan peserta kemah langsung dengan sigap mendirikan tenda. Sangat disayangkan ada beberapa sangga yang tidak membawa tenda regu karena adanya salah komunikasi dengan TNI Kavaleri. Akhirnya atas inisiatif panitia mereka menempati tenda pleton yang besar bersama kakak-kakak bantara.

Setelah persiapan perkemahan sudah selesai, lomba baris berbaris dan memasak nasi goreng diadakan. Dalam lomba memasak nasi goreng yang penilaiannya dipimpin oleh M.Khanifuddin menilai masakan cukup enak. “Nasi gorengnya ada yang rasanya hambar, ada juga yang bener-bener sangat enak,” ungkap Khanifuddin.

Malam hari pertama ini peserta kemah menyaksikan sendratari Ramayana (Ramayana Ballet) dengan lakon Hanoman Obong. Menceritakan Sinta yang diculik oleh Rahwana yang kemudian Hanoman diperintahkan oleh Rama untuk menyelamatkan Sinta, pergi ke negeri Alengka tempat tinggal Rahwana.

Sebagian besar siswa yang menyaksikan terlihat sangat antusias menyaksikannya. Salah salah satunya Lia Andriani kelas X6. “Biarpun mata sudah agak ngantuk, melihat Sendratari Ramayana ini adalah pengalaman pertama yang cukup menarik. Penarinya perfect tetapi menurut saya ekspresinya kurang total,” ungkap Lia. Karena tokoh-tokoh dalam sendratari ini tidak mengucapkan dialog, penonton yang belum mengetahui alur ceritanya akhirnya sedikit tidak paham.

Hari Kedua
Dengan memakai seragam olah raga yang dipimpin oleh Sutimin, peserta kemah memulai aktivitas hari kedua dengan senam pagi. Setelah itu peserta kemah diajak susur rimba dengan rute yang cukup menantang adalah menyeberangi Kali Opak, salah satu kali yang hulunya adalah Gunung Merapi. Semua peserta susur rimba berbasah-basahan menyeberangi Kali Opak karena kedalamannya di atas lutut orang dewasa.

Setelah salat Jumat, peserta kemah diarahkan oleh kakak-kakak bantara untuk mengikuti kegiatan berikutnya yaitu out bond. Dalam kegiatan ini jelas semua terlihat bersemangat walaupun fisik sudah terkuras lelah. Semua peserta out bong terlihat tersenyum melewati berbagai rintangan yang menghadang. Biarpun peserta mendapat hukuman saat gagal menyelesaikan tantangan, itu malah membuat mereka semakin bersemangat karena mendapatkan guyuran air dari kakak-kakak bantara. Out bond yang dilakukan diantaranya balap lari berkelompok, menirukan kalimat dengan cepat, mengisi air di paralon besar yang dilubangi, dll.

Dengan sisa kekuatan yang masih ada, peserta kemah diajak keliling kawasan taman wisata Candi Parambanan untuk melakukan jelajah budaya yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok perjalanan ke Candi Prambanan, Candi Sewu, dan museum Candi Prambanan. Tidak hanya jejalah tanpa ada tugas, tetapi peserta kemah diharuskan membuat laporan tertulis hasil dari jelajah budaya yang dilakukan.

Tragedi Hujan Deras
Tak disangka dan tak dikira kondisi yang tak diharapkan ada malah ada, hujan deras. Tidak ada persiapan untuk membawa jas hujan atau terpal untuk melindungi tenda. Hujan saat salat maghrib berjamaah di lapangan membuat beberapa tenda rubuh. “Saya kagum dengan anak-anak, walaupun hujan sangat deras mereka tetap menyelesaikan salat maghribnya,” ungkap pembina pramuka, Dra. Nurul Inayati. “Ternyata pesan Pak Riyanto mereka jalankan dengan baik,” tambahnya.

Hujan yang mengguyur selama satu jam ini cukup membuat kegitan-kegiatan malam kedua dibatalkan. Praktis rencana awal yang sudah disipkan oleh kakak-kakak bantara dengan matang untuk malam hari kedua semuanya gagal dilaksanakan kecuali api unggun yang hanya dinyalakan oleh beberapa orang bantara.

Sementara itu, karena kondisi tenda tidak memungkinkan untuk ditempati, maka penanggung jawab taman wisata Candi Prambanan mengungsikan peserta kemah ke pendopo museum. Hujan yang deras ini membuat beberapa peserta kemah sakit dan jatuh pingsan. Lebih dari lima orang yang sakit saat hujan deras ini padahal hari sebelumnya tak ada satupun yang sakit. Tiga diantaranya terpaksa dibawa mobil ambulan ke balai pengobatan Panti Rini untuk mendapatkan perawatan lebih baik.

Hari Ketiga
Setelah istirahat semalam, setelah salat subuh peserta kemah kembali lagi ke tempat perkemahan untuk mengemasi barang-barang yang berantakan karena kehujanan malam harinya. Tak pelak banyak barang bawaan peserta yang hilang karena tercampur dengan peserta kemah yang lain. Setelah barang-barang selesai dikemasi, upacara penutupan dimulai. Dalam hal ini ketua panitia kemah akhirussanah sma islam sudirman ambarawa tahun 2012, Soekamto memberikan amanat yang sangat berharga. “Semua yang kalian alami selama tiga hari ini adalah pengalaman yang sangat berharga. Kalian telah mampu mengatasi tantangan alam yang cukup berat ini. Orang yang kuat adalah orang yang mampu mengatasi ujian yang lebih berat,” jelas Soekamto.

Diakhiri dengan jabatan peserta kemah kepada kakak bantara dan panitia kemah, berakhirlah kemah akhirussanah SMA Islam Sudirman Ambarawa tahun 2012 di kawasan taman wisata Candi Prambanan.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes